2008/11/16

Sengatan itu Membawa Dia Pergi


Pagi baru saja bangkit dari peraduan, bau tanah masih melekat dengan sempurna, titisan embun pagi sedikit demi sedikit menguap dipermukaan daun. Tapi Ramok terpaksa harus pergi ke rumah pelanggan yang baru mendaftar, kemarin sore di kantornya. Dengan peralatan lengkap yang biasanya tersimpan rapi di dalam tas perkakas, tanpa kata-kata dijinjingnya ke luar rumah. Itu berarti Komar sudah siap untuk memasang jaringan Televisi kabel di rumah pelanggannya.

Panjang perjalanan hidup Komar, dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain, perna dicoba, dari kerja mengaduk semen, tukang parker, sampai akhirnya dia diterima sebagai karyawan sebuah perusahaan swasta yang bergerak dibidang saluran TV, yang memuat agenda acara berbagai macam, dari luar negeri sampai dengan saluran seluruh dunia.

Tugas Ramok yang utama adalah memasang instalasi kabel, yang akan dipergunakan, guna memasukan siaran ke dalam peti hitam yang bernama televisi. Sejak dia bekerja di temapt itu tidak jarang Ramok tidak memanfaatkan hari liburnya, karena banyak pesanan.

Setelah beberapa bulan kerja, niat hidup untuk berubah timbul dihatinya. Dalam pikirannya tak selama dirinya akan bekerja sebagai pembantu tukang, maka terbetik dipikirannya untuk mendirikan menara gading diantara cita-citanya. Jatuh pilihan untuk menempuh pendidikan tinggi di Sekolah Tingi Ilmu Komunikasi, yang ada di Kota tempat dia tinggal.

Sambil bekerja pagi hari, sore sampai dengan malam, dipergunakannya waktu untuk kuliah. Pendaftaran telah dilakukan kuliah sudah berjalan. Namun kehidupan masih berjalan seperti biasa. Setiap hari Dia menunggu panggilan dari kantor untuk memasang instrument TV kabel.

Ramok begegas untuk menuju Pantai Impinan, rumah yang akan dipasangkan antena TV kabel itu, dengan cekatan kedua tangan Ramok membuka kabel yang melilit dari bahu ke pinggangnya, sehingga dari satu titik satu dengan lainnya sudah terpasang dengan rapi, tapi alangkah sayangnya, tapa prasangka buruk jemari Komar menyentuh sebuah kabel telanjang yang terpasang disebalik tiang rumah pelanggannya.

Terlihat percikan api yang bersumber dari kedua kabel yang bersentuhan dari positif dan negative, disela-sela itu terdengar, pekikan suara Ramok yang merasa tersengat berjuta-juta semut, dan mendenyut sampai terasa ke tukang sumsum Ramok. Untuk kemudian Dirinya tidak merasa apa-apa. Kawan-kawan sekerja sibuk untuk menolong Ramok, begitu juga pemilik rumah bergegas untuk berbuat sesuatu.

Raungan Sirene Mobil ambulane, milik rumah sakit, berdengung mengantar Ramok ke ruang Instalasi Gawat Darurat, Namun paramedis disana, mengangkatkan kedua tangan, sembari menggeleng, menandakan jiwa Ramok sudah pergi menghadap kuasa saat di perjalanan tadi.

Pihak keluarga yang dihubungi, merasa tak percaya, akan kejadian yang baru menimpa Ramok, “pagi tadi dia sehat-sehat saja, kok, keluh ibunya, yang sedari pertama mendapat kabar sudah tersedu-sedu, menangisi kepergian Ramok, tapi Tuhan berkendak lain, kendatipun asbabnya hanya sebatang wayar yang mengandung aliran listrik, Ramok Harus pergi menghadapNya, meninggalkan keluarga, kawan kampusnya, dan teman sekerjanya untuk selama-lamanya. (Abdul Haris)

Tidak ada komentar: