tag:blogger.com,1999:blog-6403498835080058112024-03-13T04:06:18.918-07:00gong-gong ornament, maskot kotaBlog ini diperuntukkan kepada seluruh blogger untuk mendapatkan info tentang kota Tanjungpinang dengan berbagai persoalannyaHarrishttp://www.blogger.com/profile/11615967213328468646noreply@blogger.comBlogger131125tag:blogger.com,1999:blog-640349883508005811.post-32514514030949897752010-03-02T19:12:00.000-08:002010-03-02T19:20:06.441-08:00Blogger Mesir disidang Mahmil<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_AAUtw-KWyhU/S43UN44NH8I/AAAAAAAAAdA/ToWcz0VIf50/s1600-h/HelloWorld_max600.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 320px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_AAUtw-KWyhU/S43UN44NH8I/AAAAAAAAAdA/ToWcz0VIf50/s320/HelloWorld_max600.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5444240859632312258" /></a><br />Sejumlah blogger di Mesir telah dijatuhi hukuman karena tulisannya<br />Pemerintah Mesir dikritik keras organisasi Human Rights Watch karena mengadili seorang blogger, Ahmed Mustafa, dalam persidangan mahkamah militer.<br />Warga Mesir berusia 22 tahun itu didakwa menyiarkan berita bohong dalam sebuah blog setahun lalu. Blog itu berisi tuduhan tentang praktek nepotisme di akademi militer terkemuka Mesir.<br />Undang-undang darurat Mesir, berlaku sejak 1981, membolehkan penahanan tanpa batas waktu dan menyidangkan warga sipil di mahkamah militer.<br />Para pejabat Mesir membantah aturan ini banyak dimanfaatkan.<br />Mustafa, seorang mahasiswa teknik, didakwa menyiarkan informasi yang dianggap rahasia bagi tentara, dan menyebarkan informasi salah dengan menghina para pejabat yang bertanggung jawab dalam penyaringan masuk ke akademi militer setempat.<br />Satu-satunya bukti yang dihadirkan dalam sidang pekan ini adalah posting pada blog itu. <br />Blogger yang telah dihukum<br />Tidak dilakukan penyelidikan terhadap klaim korupsi yang disebut dalam tulisan itu, misalnya seperti yang dialami seorang anak guru yang dikeluarkan dari daftar masuk akademi, untuk seorang anak tokoh berpengaruh yang mampu memberi sumbangan dana besar, lapor wartawan BBC di Kairo Christian Fraser.<br />Dibawah dua aturan HAM internasional, yang keduanya diratifikasi Mesir, pemerintah diwajibkan melindungi kebebasan berpendapat.<br />Namun Human Rights Watch menunjukkan keprihatinan terhadap daftar sejumlah blogger yang tetap berada dalam tahanan.<br />Kareem Amer dijatuhi hukuman empat tahun penjara tahun 2006, karena menulis tentang ketegangan sektarian di Alexandria dan mengkritik Presiden Hosni Mubarak.<br />Blogger lainnya, Hany Nazeer, ditahan bulan Oktober 2008 dibawah UU Darurat yang mulanya dibuat untuk memerangi terorisme karena menyuarakan pendapatnya tentang Kristen dan Islam.Harrishttp://www.blogger.com/profile/11615967213328468646noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-640349883508005811.post-2323077802773284692010-02-22T19:24:00.000-08:002010-02-22T19:56:02.461-08:00Mesjid Raya Natuna<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/_AAUtw-KWyhU/S4NMAIVnGPI/AAAAAAAAAcw/SfjE5K-Z4vc/s1600-h/masjid+natuna.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 213px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_AAUtw-KWyhU/S4NMAIVnGPI/AAAAAAAAAcw/SfjE5K-Z4vc/s320/masjid+natuna.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5441276339915528434" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/_AAUtw-KWyhU/S4NL_4wklLI/AAAAAAAAAco/mUfyZbHdvz0/s1600-h/DSCF5204.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 230px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_AAUtw-KWyhU/S4NL_4wklLI/AAAAAAAAAco/mUfyZbHdvz0/s320/DSCF5204.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5441276335733642418" /></a><br /><span class="fullpost"><br /><br /><br /></span>Harrishttp://www.blogger.com/profile/11615967213328468646noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-640349883508005811.post-63308587943585250492010-02-22T19:15:00.000-08:002010-02-22T19:23:27.648-08:00Titik Hitam Natuna<span class="fullpost">Oleh Ahmad Yunus
<br />Pulau Natuna terletak di bagian paling utara kepulauan Riau. Pulaunya eksotik. Pasirnya putih sepanjang pesisir pulau. Airnya jernih. Gunung Ranai yang hijau menghadap laut. Geliat warga terlihat di sepanjang pesisir. Khususnya di Ranai yang menjadi jantung ibukota pulau ini.
<br />Pulau Natuna termasuk salahsatu pulau terluar Indonesia. Berbatasan dengan Malaysia di bagian barat dan timur. Pemerintahan Indonesia meletakan dua pangkalan militer di Ranai. Angkatan udara dan laut untuk menjaga Natuna dan kepulauan kecil lainnya. Seperti Pulau Laut, Pulau Midai, Sedanau maupun Pulau Tarempak.
<br />“Di sini lebih banyak tentara ketimbang warganya,” kata Sayid Iksanudin, 52 tahun. Sayid, seorang penjual tirai dari Palembang. Dia jualan dari pulau ke pulau. Mulai dari Palembang hingga Pontianak di Kalimantan. Naik kapal kecil hingga kapal perintis.
<br />Kesan Sayid beralasan. Memasuki Kota Ranai, langsung masuk dan melewati kawasan kompleks militer. Melalui pos penjagaan hingga melewati bandara kecil angkatan udara. Banyak slogan, seperti “No Change No Future” atau “Pengabdianku di Perbatasan”. Naik motor tak bisa cepat. Dan tak boleh menggunakan helm tertutup.
<br />Tim Ekspedisi tiba di Pelabuhan Ranai pagi hari sekitar pukul 05.00. Angin laut terasa segar. Badan masih terasa lelah. Perjalanan dari Pulau Laut hingga Ranai agak berat. Angin laut kencang sekali. Hujan turun lebat. Udara terasa dingin. Naik kapal perintis, Terigas 5, tak seperti naik ferry sekalipun. Tidur di geladak dengan penuh barang bawaan. Mulai dari kerupuk, telur hingga beras.
<br />Pelabuhan Ranai termasuk bangunan baru. Jalannya lebar dan beraspal. Tempat parkirnya luas. Aneh rasanya, di sini ada fasilitas akses internet gratis. Sepanjang pelabuhan yang kami lewati tak ada satu pun yang menyediakan fasilitas internet. Di sini koneksi internetnya masih sering putus. Farid Gaban mengecek internet menggunakan laptop. Saya cukup dengan telephone gengam saja.
<br />“Ada penyewaan motor. Satu jam sekitar 10 ribu. Jalan saja ke ujung perkampungan itu,” kata seorang petugas pelabuhan.
<br />Perkampungan ini dihuni sekitar 200 kepala keluarga. Rumah kayu berdiri di atas laut. Jembatan kecil dari papan kayu menghubungkan satu rumah dengan rumah lainnya. Jembatan ini cukup kuat menahan beban mobil. Toko makanan dan warung kopi berjejer rapi. Di ujung perkampungan ini terletak sebuah dermaga. Ini pelabuhan lama Ranai. Masih tampak kapal-kapal kayu berlabuh.
<br />“Pelabuhan baru mengeruk pasir laut sampai kedalaman empat meter. Air laut jadi naik,” kata Ahong. Dia menjual barang kelontongan dan air galon. Juga menyewakan sepeda motor. Ahong lahir di pulau ini. Ia merasa, pembangunan Natuna belum memberikan berkah bagi warganya. Dari keberadaan pelabuhan baru hingga kekayaan Natuna soal gas.
<br />“Kita masih sulit dapat air bersih. Padahal mata air di gunung masih banyak. Tapi pemerintah di sini tak juga pasang pipa air,” katanya. Sampai sekarang, warga mendapatkan air dari saluran pipa milik angkatan udara. Warga mengambil dengan jerigen. Pipa air tak tersambung hingga ke rumah warga.
<br />Kami jalan menggunakan sepeda motor. Melihat Ranai, dari ujung komplek militer hingga melihat batu-batu besar yang berserakan di bibir pantai. Batu-batu ini tergolong vulkanik. Bongkahannya besar-besar. Kami takjub melihatnya. Alam meletakan batu-batu ini sempurna. Sedap dipandang mata.
<br />Saya sempat berenang di antara batu-batu itu. Menyerupai kolam kecil. Pasirnya putih. Airnya biru muda. Sambil memandang pohon kelapa dan Gunung Ranai. Cantik sekali. Rasanya, keelokan pulau ini lebih sedap ketimbang Bali. Sepi, tak banyak pengunjung. Bisa jadi, ini karena masalah akses dan pengembangan pariwisata yang belum serius.
<br />Akses untuk berkunjung ke Ranai tak mudah. Dari Malaysia malah jauh lebih dekat ketimbang dari Jakarta atau Bali. Akses paling gampang naik pesawat kecil dari Tanjung Pinang, Pulau Bintan. Kalau naik kapal, bisa tiga hari tiga malam, berkemah di atas geladak kapal.
<br />“Kalau musim utara, Ranai jauh lebih berat lagi. Stock beras harus tambah,” kata Ahong. Kapal-kapal merapat. Ombak di laut lepas China Selatan mengamuk. Ini terjadi antara bulan Oktober hingga Februari. Warga, bisa makan ubi dan singkong. Kalau cuaca buruk, stok makanan diterbangkan menggunakan pesawat milik angkatan udara.
<br />Ranai seperti kebanyakan pulau-pulau kecil lainnya. Sangat tergantung dengan keberadaan kota-kota besar di Sumatera, Jawa maupun Kalimantan. Barang sehari-hari mulai dari beras, gula, terigu hingga telur didatangkan dari luar Ranai. Padahal pulau ini tergolong subur. Namun, tanahnya tak menghasilkan sayuran maupun beras. Kebanyakan warganya bekerja sebagai nelayan, pegawai negeri dan pedagang.
<br />Kota Ranai jauh lebih hidup ketimbang tujuh pulau lainnya di wilayah Kabupaten Anambas maupun Natuna. Seperti Pulau Terempak, Midai, Pulau Laut, Pulau Subi, misalnya. Di sini tak ada kawasan industri, Namun Ranai bisa menjadi salahsatu kabupaten terkaya. Bahkan untuk ukuran kabupaten di Indonesia. Ini karena keberadaan eksplorasi gas di laut lepasnya. Pulau ini termasuk salahsatu penghasil gas terbesar di dunia. Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Natuna mencapai 1,7 triliun.
<br />“Natuna memang kaya. Tapi tetap saja kami miskin,” kata Rahmi. Seorang warga tinggal di Kampung Batu Kapal, Natuna. Rumahnya terbuat dari papan kayu. Berdiri di atas air laut. Belakang batu besar yang menyerupai hidung kapal.
<br />Warga bekerja menambang batu alam sebagai sampingan. Mereka memecahkan batu itu menjadi dadu kecil (koral) untuk keperluan beton. Warga mendapatkan tambahan pendapatan. Satu rit senilai 500 ribu. Kebanyakan warga di sini bekerja sebagai nelayan. Mereka menjual ikan murah sekali. Satu ikat ikan laut-terdiri 8 hingga 10 ekor- seharga 10 ribu!
<br />Warga tak punya pilihan untuk menambah pendapatannya. Padahal harga kebutuhan sehari-hari di sini tergolong mahal. Keberadaan batu-batu alam yang eksotik itu menjadi sasaran. Kami sempat melihat satu lokasi penambangan. Becho besar mengeruk tanah untuk mendapatkan bongkahan batu-batu itu.
<br />Menyisakan sisa dan keterancaman kerusakan lingkungan. Satu sisi bukit habis. Bagian sisi lain masih hijau dan bergeletakan batu-batu. Dari atas bukit ini bisa melihat Ranai dan kecantikan alam pesisir Pulau Natuna.
<br />Ada satu sampan kecil yang menarik perhatian saya. Ujungnya lancip. Warna catnya serasi. Ada merah, biru, putih dan hitam. Sedikit ukiran mempercantik lancip sampan itu. Nama sampan ini, Kole. Ini sampan tradisional khas Natuna. Saya bertemu dengan maestro pembat Kole. Namanya, Amar Kandul. Usianya 63 tahun. Ia mendapatkan ilmu membuat Kole dari ayah dan kakeknya.
<br />“Kalau mau mendapatkan uang, bikin saja Kole,” ingatnya. Dari usia 20 tahun ia bekerja untuk membuat sampan ini. Mencari kayu dari hutan. Dan kemudian memahat dan membentuknya menjadi Kole yang cantik itu.
<br />Saat ini, Amar tengah menyelesaikan sebuah perahu. Panjangnya sekitar 15 meter. Lebarnya sekitar 2.5 meter. Dia menghaluskan sebilah papan kayu.
<br />“Saya bekerja sendirian saja. Ini pekerjaan orang susah. Kalau orang kaya, mana mau bekerja seperti ini. Kesenangan itu bersembunyi dalam kesusahan,” katanya.
<br />Proses pembuatan perahu ini bisa selesai dalam waktu dua bulan. Harganya sekitar 15 juta. Ini tergolong murah. Tak mudah mendapatkan kayu yang bagus untuk perahu. Kayunya harus tahan rayap dan kuat menahan lapuk. Pohon-pohon yang ada di Gunung Ranai tak boleh ditebang. Dari pengerjaan perahu ini, ia mendapatkan pendapatan bersih sebesar 5 juta.
<br />“Saya tak menurunkan ilmu pembuatan perahu ini pada anak saya. Tak ada yang berbakat dan saya larang,” katanya.
<br />Usia Amar sudah tua. Dia melihat tak ada penerus yang tertarik dalam pembuatan perahu. Ini menyedihkan, padahal Kole menjadi ikon pemerintahan Natuna. Lambat laun kearifan lokal masyarakat Natuna hilang. Tak ada yang merawat.
<br />Saya tertegun melihat Masjid Raya Natuna. Masjid ini besar sekali. Desainnya bergaya Melayu. Namun ada ornamen Arab. Pintunya melengkung. Ada empat menara menusuk langit. Lantainya keramik. Kesannya, mewah sekali. Ada gedung sekolah tinggi Islam. Gedung komersil dan asrama haji. Sekilas mirip Taj Mahal.
<br />“Masih ada pembangunan tahap kedua,” celetuk seorang petugas pembersih yang bekerja di lorong menara.
<br />Namun, keberadaan masjid sebesar ini meninggalkan keganjilan bagi saya. Terlalu besar dan mewah. Sepertinya masyarakat di Ranai belum memerlukan masjid seluas itu. Menurut warga, pembangunan masjid ini mencapai 800 miliar. Dan selesai dalam waktu dua tahun.
<br />Kontraktornya dari Jakarta. Nama proyek ini, “Natuna Gerbang Utaraku”. Pekerja masjid kebanyakan didatangkan dari Jawa. Termasuk materialnya. Mulai dari tiang-tiang beton, keramik, semen, hingga rumput!
<br />Betapa mahalnya, harga sebuah masjid di kota kecil macam, Ranai ini. Warga masih kesulitan mendapatkan air bersih. Transportasi laut yang layak dan nyaman. Menumbuhkan ekonomi masyarakat lokal. Maupun mendapatkan perumahan rakyat yang sehat. Rasanya, kekayaan alam dan ladang gas di Natuna belum menjadi berkah bagi masyarakatnya. Masih jauh, rasanya. ***Harrishttp://www.blogger.com/profile/11615967213328468646noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-640349883508005811.post-525987355891475342010-02-22T19:02:00.000-08:002010-02-22T19:09:35.630-08:00Tari Tempurung dapat record MURI<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/_AAUtw-KWyhU/S4NGa-MVoMI/AAAAAAAAAcg/Iu2QtUyfTBg/s1600-h/DSCF6590.JPG"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 259px; height: 320px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_AAUtw-KWyhU/S4NGa-MVoMI/AAAAAAAAAcg/Iu2QtUyfTBg/s320/DSCF6590.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5441270203978981570" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/_AAUtw-KWyhU/S4NGaYusxcI/AAAAAAAAAcY/YvHF51ndwPE/s1600-h/DSCF6587.JPG"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 218px; height: 320px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_AAUtw-KWyhU/S4NGaYusxcI/AAAAAAAAAcY/YvHF51ndwPE/s320/DSCF6587.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5441270193922557378" /></a><br /><span class="fullpost"><br /><br /><br /></span>Harrishttp://www.blogger.com/profile/11615967213328468646noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-640349883508005811.post-31958264839779745022010-02-22T18:53:00.000-08:002010-02-22T19:02:23.792-08:00Tari Tempurung massal<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/_AAUtw-KWyhU/S4NEtpWFCGI/AAAAAAAAAcQ/xkJcJXTyRCE/s1600-h/DSCF6570.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 240px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_AAUtw-KWyhU/S4NEtpWFCGI/AAAAAAAAAcQ/xkJcJXTyRCE/s320/DSCF6570.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5441268325776951394" /></a><br /><span class="fullpost"><br /><br /><br /></span>Harrishttp://www.blogger.com/profile/11615967213328468646noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-640349883508005811.post-54697453002094273212009-12-04T19:12:00.000-08:002009-12-04T19:28:14.827-08:00Kayuhlah PerahuKu<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_AAUtw-KWyhU/SxnTDZYbbHI/AAAAAAAAAcI/XOSIPr2Sm7M/s1600-h/kayuhlah+sampanku.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 212px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_AAUtw-KWyhU/SxnTDZYbbHI/AAAAAAAAAcI/XOSIPr2Sm7M/s320/kayuhlah+sampanku.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5411588482568776818" /></a>
<br />
<br />
<br />
<br /></span>
<br />Usai Lonceng sekolah berbunyi, Atan, siswa Madrasah Tsanawiyah ini, terpaksa merempuh sungai berliku, untuk mencapai rumahnya di pulau Dompak.Harrishttp://www.blogger.com/profile/11615967213328468646noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-640349883508005811.post-35880199616450705612009-12-04T18:57:00.000-08:002009-12-04T19:10:46.235-08:00Wajah Indonesia diatas Geladak Kapal<span class="fullpost"><br />Oleh Ahmad Yunus<br />Ernest Hemingway, seorang novelis, menulis sebuah kisah ciamik tentang pergulatan seorang lelaki tua dan laut. Novel ini mengisahkan tentang gejolak bathin dan fisik manusia tentang makna sebuah perjalanan hidup. Laut memberikan makna yang luas, kehidupan alam sejati. Tanpa aturan. Tanpa tapal batas.<br /> <br />Lelaki tua, yang menjelang kehidupannya akan berakhir, harus menentukan arah hidup. Ke mana ia akan melangkah setelah kematian tiba menjemputnya. Lelaki tua. Kesendirian. Laut lepas. Memberikan ikatan yang kuat. Sekaligus sebuah kegetiran.<br />Lelaki tua tak mudah menaklukan laut. Ia terlalu kuat. Dan lelaki tua terlalu ringkih. Bahkan, sampan yang ia tumpangi, terlalu rapuh untuk menahan gempuran ombak. Dan gemuruh badai. Laut dengan mudah menelan sampan dan lelaki tua. Namun, laut juga tahu, kisah perjalanan lelaki tua belum berhenti di sana. Bahkan ketika kematian telah menjemputnya.<br /> <br />Ernest hanya menulis dalam bentuk sebuah novel. Saya tidak tahu, apa kisah “The Old Men and The Sea” adalah tentang dirinya. Dimana, ia menemukan inspirasi ketika memulai novel legendaris itu?<br />Saya teringat pada perjalanan Fadzham Fadlil. Seorang lelaki paruh baya, berkulit gelap karena terbakar matahari, dan menemukan hidupnya di atas laut. Ia melakukan perjalanan dari New York hingga ke Indonesia. Seorang diri dengan kapal layar.<br />Kisahnya, petualangannya tak jauh-jauh amat seperti kisah Robinson Crusoe. Dan ia sendiri pengagum kisah petualangan itu. Beberapa kali, laut dan badai hampir menghempaskan kapalnya. Dan cuaca dingin mengakibatkan hemothermia tinggi.<br />Saya mengenal dia di Bandung. Dan sempat menulis kisah perjalanannya untuk Majalah Playboy Indonesia. Bahkan, dia sempat mengajak saya untuk ikut berlayar. Namun, sampai sekarang belum juga terwujud.<br />Fadzam Fadlil-akrab dipanggil, Sam- melalui pahit manis perjalanannya itu. Ia menutup sepenggal kalimat dalam buku travelingnya. The last but not least, the journeys more important than the destination it self.<br /> <br />Ernest Hemingway dan Fadzham Fadlil, menulis tentang dunia laut, kapal, dan manusia. Sebuah kisah tentang kehidupan. Wajah dari sebuah perjalanan.<br />Saya, bukan anak yang tumbuh dan dekat dengan laut. Bahkan, gambaran laut dalam benak saya, selalu menakutkan. Dunia yang penuh mitos dan kegetiran. Mungkin, dunia laut hanya cukup dinikmati melalui buku saja. Sambil minum kopi dan kudapan. Namun, perjalanan “Ekspedisi Zamrud Khatulistiwa” tak bisa menghindari laut. Perjalanan ini akan memakan waktu delapan bulan. Berkeliling Indonesia ke 100 pulau. Naik sepeda motor.<br />Kami-Saya dan Farid Gaban-melintasi dari satu pulau ke pulau lainnya. Dan singgah untuk melihat secara dekat bagaimana kehidupan manusia di 100 pulau itu. Kapal, sesuatu yang jarang kami tumpangi, akhirnya menjadi ruang yang dekat dengan kehidupan saya. Sebuah ruang komunal bersama. Perjumpaan dengan seribu wajah. Bahasa. Etnisitas. Dan segala tetek bengek lika liku kehidupan dalam kapal.<br /> <br /><br />Kisah ini saya temukan dalam kapal perintis. Kapal pabrikan Jepang berkekuatan 900 ton. Namanya, Terigas. Pengelolanya PT. Mitra Nusantara Raya, sebuah perusahaan pelayaran nasional. Ia melayani pulau-pulau kecil. Dari Bengkulu, Pulau Enggano, Kepulauan Mentawai, Tanjung Pinang, Pulau Terempak, Pulau Midai, Pulau Laut, Pulau Sedanau, Ranai-Natuna, Pulau Subi hingga menyebrang ke Sintete di Kalimantan Barat.<br />Kapal ini bukan kapal penumpang. Melainkan kapal pengangkut barang. Mulai dari telur, terigu, beras, sabun mandi, minyak goreng, oli, sampai kertas. Namun, entah ide siapa, kapal ini akhirnya menjadi kapal penumpang orang. Di atas geladak kapal terbentang terpal berwarna biru. Mirip acara hajatan di kampung. Penumpang tidur, duduk, berdiri, jongkok, tengkurap, merokok, makan, minum bahkan mungkin pacaran di bawah terpal itu.<br />Republik ini tak mampu menyediakan sebuah kapal yang nyaman dan bersih. Sekaligus aman, banyak kasus kecelakaan akibat kapal penumpang tenggelam. Kalau lagi banyak muatan, alamak, mendadak geladak kapal seperti pasar. Tua muda. Lelaki perempuan. Anak-anak hingga bayi mungil berserakan macam ikan pindang. Berdesakan dan berebut tempat. Geladak juga penuh dengan dengan barang bawaan penumpang.<br />Paling menyedihkan adalah perempuan usia muda-tua, ibu menyusui dan tentunya anak-anak. Perempuan tak punya tempat khusus. Mulai dari toilet, kamar mandi, hingga tempat untuk merebahkan badan. Mereka juga sulit untuk naik turun ke atas geladak. Tingginya sekitar satu meter dan sempit. Sisi kiri kanan badan kapal dibatasi pagar besi. Kalau tak hati-hati bisa terkilir atau jatuh ke laut. Jalan sempit ini juga kotor penuh sampah. Terkadang licin akibat muntah penumpang.<br />Pemandangan terasa pengap. Udara kotor. Banyak debu. Angin laut langsung menerpa wajah. Kalau badai datang, angin terasa kuat dan cukup dingin. Saya tak bisa membayangkan bagaimana nasib orang yang punya penyakit alergi. Atau terbiasa hidup mapan, naik mobil pribadi, ada fasilitas pendingin ruangan, biasa naik pesawat terbang kelas satu, dan kemudian mencoba mencicipi tidur di atas geladak kapal ini.<br />Makan mie instant setiap hari, minum kopi dalam plastik, mandi dalam bak air yang keruh, buang hajat di toilet berukuran 1 x 1.5 meter persegi, atau makan ransum gratisan; nasi dengan menu kacang goreng dan satu sendok teri asin. Laju kapal ini seperti siput. Kalau gelombang keras, kapal goyang. Bikin mual. Bau muntah orang terasa menempel di hidung. Juga bau pesing yang datang dari mana.<br />Hiburan selama perjalanan adalah melihat matahari terbenam. Ini satu-satunya yang menarik perhatian. Kalau cuaca bagus, matahari seperti membakar langit. Lambat laun menjadi siluet. Dan meninggalkan warna emas, kuning dan biru kuat. Rasanya teduh melihat ada orang yang mengaji, suaranya terdengar samar-samar. Mendengar adzan Maghrib menjelang senja. Dan melihat orang yang tengah shalat sambil duduk menghadap kiblat.<br />Kami melewati kondisi seperti ini selama enam malam tujuh hari. Rata-rata untuk menempuh satu pulau ke pulau lainnya sekitar 12 jam. Setiap singgah sekitar dua hingga enam jam. Menurunkan penumpang, barang dagang, isi air bersih hingga menampung penumpang baru. Dua kali mandi dalam kapal. Dua kali berenang di pantai yang jernih.<br />Sedih dan pahit melihatnya. Pemerintahan Indonesia tak becus menyediakan fasilitas publik yang benar. Mungkin juga tutup mata untuk urusan seperti ini. Dan lebih penting suka mengobarkan perang terhadap terorisme. Begitu juga dengan media yang sama sekali tidak menjalankan jurnalismenya. Dan melihat isu publik, seperti transportasi laut, kurang penting dan relevan.<br />Tapi warga republik ini tak punya pilihan. Ini satu-satunya transportasi umum. Kapal ini yang membantu mendorong roda geliat kehidupan di pulau-pulau kecil itu. Mengantarkan penumpang untuk melepas rasa rindu dengan keluarganya di rumah. Memutarkan ekonomi lokal.<br />Selama perjalanan, tak pernah saya melihat penyelenggara negara yang menggunakan kapal perintis ini. Kebanyakan pedagang dan masyarakat biasa saja. Warga yang biasa bertelanjang dada. Dan membiarkan bulu keteknya dilihat orang. Pedagang yang menjajakan barang dagangannya-jualan kerupuk, jeruk, semangka-. Dan ketika laku, si penjual langsung merapal doa, agar si pembeli rejekinya bertambah dan menjadi sholehah.<br />Dalam geladak saling bercengkrama, menatap, memberikan senyum dan sentuhan dengan cara sendirinya. Tanpa ada yang mengatur dan memimpin. Ada Jawa. Melayu. Tionghoa. Sunda. Aceh. Seperti keluarga besar. Tak ada prasangka ras, perselisihan agama, maupun perbedaan pandangan politik. Kecuali, waspada agar barang bawaan pribadi hilang atau tertukar. Inilah wajah Indonesia di atas geladak kapal. Rasanya seperti sambal. Kalau dirasakan terlalu dalam bisa mencret dan sakit perut.<br />Orang macam saya juga tak bisa protes. Apalagi mengeluh minta pelayanan khusus. Cukup melihat. Mendengar. Merasakan sedikit mual. Dan menulis dengan senang hati di atas geladak kapal. Diantara lalu lalang dan gemuruh suara orang yang bercengkrama. Dan jerit tangisan seorang bayi kecil yang merengek. Cukup tersenyum melihat wajah Indonesia yang jauh dari Jakarta. ***<br /> <br /> <br /><br /><br /><br /><br /></span>Harrishttp://www.blogger.com/profile/11615967213328468646noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-640349883508005811.post-7170560405523139002009-03-20T07:12:00.000-07:002009-03-20T07:36:53.184-07:00Potensi Natuna<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_AAUtw-KWyhU/ScOn5jK4I4I/AAAAAAAAAbw/QR678WUV8B8/s1600-h/DSCF0852.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 234px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_AAUtw-KWyhU/ScOn5jK4I4I/AAAAAAAAAbw/QR678WUV8B8/s320/DSCF0852.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5315276592362562434" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/_AAUtw-KWyhU/ScOn5HynL8I/AAAAAAAAAbo/L71rRcPMiA8/s1600-h/DSCF0855.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 137px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_AAUtw-KWyhU/ScOn5HynL8I/AAAAAAAAAbo/L71rRcPMiA8/s320/DSCF0855.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5315276585013030850" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/_AAUtw-KWyhU/ScOn46o5l2I/AAAAAAAAAbg/ftEkTC9xA6Q/s1600-h/DSCF0312.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 210px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_AAUtw-KWyhU/ScOn46o5l2I/AAAAAAAAAbg/ftEkTC9xA6Q/s320/DSCF0312.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5315276581482633058" /></a><br /><span class="fullpost"> Natuna Selain hasil MIgas, potensi kelautan, ada potensi pariwisata yang perlu digali lebih dalam lagi, selain pantainya indah lautnya bening, Indahnya pesona Gunang Natuna, sentra kerajinan rakyat yang belum dikembangkan maksimal. Untuk maka para putra putri kelahiran Natuna, kembalilah kepankuan ibu pertiwi untuk membangun negeri Natuna yang Molek itu,... Jangan sampai pontensi kelautan di jarah oleh bangsa asing. [f: Haris].-<br /><br /><br /></span>Harrishttp://www.blogger.com/profile/11615967213328468646noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-640349883508005811.post-18878271556115374442009-03-14T07:46:00.000-07:002009-03-14T07:56:27.729-07:00Barelang On The Air<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/_AAUtw-KWyhU/SbvEzPk9eBI/AAAAAAAAAbY/24UL9mixTfU/s1600-h/DSCF0141.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 234px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_AAUtw-KWyhU/SbvEzPk9eBI/AAAAAAAAAbY/24UL9mixTfU/s400/DSCF0141.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5313056570047559698" /></a><br /><span class="fullpost"> Jembantan Barelang yang menghubungkan tiga pulang sekaligus, Batam, Rempang dan Galang merupatan Maskotnya Kota Batam, tapi bila diliha jembatan penghubung tiga pulau tersebut dari atas udara, Wow sungguh Indah Nian, [foto : Haris]<br /><br /><br /></span>Harrishttp://www.blogger.com/profile/11615967213328468646noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-640349883508005811.post-54596865956620077262009-03-08T07:18:00.000-07:002009-03-08T07:27:59.752-07:00Istana Maimoon<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_AAUtw-KWyhU/SbPUbiy8pLI/AAAAAAAAAbQ/4nK8Mi73LQQ/s1600-h/DSCF0114.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 218px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_AAUtw-KWyhU/SbPUbiy8pLI/AAAAAAAAAbQ/4nK8Mi73LQQ/s400/DSCF0114.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5310821955261998258" /></a><br /><span class="fullpost"> Istana Maimon, yang terdapat di tenagh-tengah kota Medan Sumatera Utara, merupakan aset peninggalan sejarah yang tak ternilai harga, istana itu juga terlepaskan dari masyarakat Melayu Deli, Namun Asset yang berharga itu kini wajahnya kurang terawat, pasalnya anggaran untuk perawatan tersebut tidak mencukupi. Sebelum mangkatnya Tengku Azmi Perkasa Alam, [Keturuan Sultan Deli] orang yang terakhir dari kerabat diraja merawatnya dengan baik. Tapi setelah beliau mangkat maka kerabat diraja lainnya, seakan tidak perduli akan peninggalan sejarah, apalagi Pemerintah Propinsi Sumatera Utara. [foto : Haris].-<br /><br /><br /></span>Harrishttp://www.blogger.com/profile/11615967213328468646noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-640349883508005811.post-88327516955055635652009-03-07T17:27:00.000-08:002009-03-07T17:35:41.464-08:00Meriam PD II, Dijadikan Jangkar Nelayan<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_AAUtw-KWyhU/SbMf9LTyIJI/AAAAAAAAAbI/Ip1AcKjvqyA/s1600-h/meriam.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 263px; height: 400px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_AAUtw-KWyhU/SbMf9LTyIJI/AAAAAAAAAbI/Ip1AcKjvqyA/s400/meriam.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5310623521468194962" /></a><br /><span class="fullpost">Polisi Malaysia telah menyita 9 bom/meriam zaman Perang Dunia Kedua, setelah mendapatinya dipergunakan sebagai jangkar perahu oleh seorang nelayan setempat. Nelayan itu menemukan salah satu bom/Meriam tersebut yang berukuran 160 milimeter di desanya di negara bagian Johor di selatan, dan menyangka alat itu aman – tidak berbahaya berdasarkan umurnya.Polisi melihat bom/meriam tersebut ketika sedang melakukan patroli dan menyerahkannya kepada pakar penjinak bom. Nelayan itu memberikan informasi kepada pihak berwajib yang membawa pada penemuan 8 lagi bom/meriam yang sama yang dipendam di belakang sebuah restoran di desa di dekatnya.Pihak berwenang memperingatkan rakyat yang mungkin menemukan bom-bom atau meriam lagi bahwa bom-bom dan meriam itu aktif dan berbahaya.[VOA],-<br /><br /><br /></span>Harrishttp://www.blogger.com/profile/11615967213328468646noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-640349883508005811.post-2114585117908609152009-03-04T16:10:00.000-08:002009-03-04T16:24:46.817-08:00Semir Sepatu<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_AAUtw-KWyhU/Sa8Z7JsSP8I/AAAAAAAAAbA/or5iAmeji3Q/s1600-h/DSCF0043.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 300px; height: 179px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_AAUtw-KWyhU/Sa8Z7JsSP8I/AAAAAAAAAbA/or5iAmeji3Q/s400/DSCF0043.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5309490989697744834" /></a><br /><span class="fullpost"> Doni dan Udin, dua bocah penyemir sepatu ini, selayaknya masih bercengkrama sesama teman sekolahnya, namun didesak oleh himpitan ekonomi keluarga, kedua bocah ini, terpaksa harus berjuang melalui jemari kecilnya menyemir sepatu di Bandara Han Nadim Batam. Sambil bertanya pada setiap orang di peron Bandara "Semir Oom ? " dengan mengharapkan recehan para pelanggan. [f:Haris].-<br /><br /><br /></span>Harrishttp://www.blogger.com/profile/11615967213328468646noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-640349883508005811.post-71442009995720655262009-03-01T03:04:00.000-08:002009-03-01T03:14:49.891-08:00BIB com Ngumpul<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/_AAUtw-KWyhU/Saps-dacFHI/AAAAAAAAAa4/AMUW72zAsHY/s1600-h/bloger2.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 300px; height: 200px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_AAUtw-KWyhU/Saps-dacFHI/AAAAAAAAAa4/AMUW72zAsHY/s320/bloger2.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5308174931112760434" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/_AAUtw-KWyhU/Saps-L0qAsI/AAAAAAAAAaw/2ei7HglgF8Q/s1600-h/bloger.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 300px; height: 200px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_AAUtw-KWyhU/Saps-L0qAsI/AAAAAAAAAaw/2ei7HglgF8Q/s320/bloger.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5308174926390887106" /></a><br /><span class="fullpost"> Bintan Island Blogger Comunity, Tanjungpinang melaksanakan Copy Darat di Restauran BMW, Jl. Basuki Rahmat, Tanjungpinang, Minggu [1/3], dengan topik bahasan, merencanakan kegiatan Anjangsana Ke Pondok Hj Syahniar Usman, di Teluk Bakau pantai Trikora Kabupaten Bintan, untuk selanjutnya akan merencanakan Penanaman pohon Bakau di Tanjung Sebauk Senggarang. Hadir dalam acara tersebut sebanyak 20 orang anggota BiBcom Tanjungpinang. <br /><br /><br /></span>Harrishttp://www.blogger.com/profile/11615967213328468646noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-640349883508005811.post-10981704694276929292009-02-27T20:04:00.000-08:002009-02-27T20:23:18.870-08:00Istana Boneka<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_AAUtw-KWyhU/Sai7PhIPMyI/AAAAAAAAAao/pdqekRGpDu4/s1600-h/DSCF7921.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 146px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_AAUtw-KWyhU/Sai7PhIPMyI/AAAAAAAAAao/pdqekRGpDu4/s200/DSCF7921.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5307698036121482018" /></a><br /><span class="fullpost"> Istana Boneka yang terdapat di Taman Mini Indonesia Indah Ini, sangat ramai dikunjungi oleh Balita (bayi Lima Tahun) dan Batita (Bayi Tiga Tahun) dan Ibu-ibu yang sibuk menjaga anak-anaknya yang takut dengan penampilan para badut yang menjadi penerima tamu di depan pintu masuk Istana. Istana ini akan lebih ramai terutama pada hari libur sekolah dan hari besar lainnya. [F:Haris].-<br /><br /><br /></span>Harrishttp://www.blogger.com/profile/11615967213328468646noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-640349883508005811.post-83960864509067637402009-02-26T19:03:00.000-08:002009-02-26T19:14:17.379-08:00Meusium IPTEK<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/_AAUtw-KWyhU/SadZQGrdyFI/AAAAAAAAAag/xTnVqdxeFh0/s1600-h/DSCF7944.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 150px; height: 200px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_AAUtw-KWyhU/SadZQGrdyFI/AAAAAAAAAag/xTnVqdxeFh0/s200/DSCF7944.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5307308819085117522" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/_AAUtw-KWyhU/SadZQGBUg0I/AAAAAAAAAaY/AxYUapwACb8/s1600-h/DSCF7941.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 150px; height: 200px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_AAUtw-KWyhU/SadZQGBUg0I/AAAAAAAAAaY/AxYUapwACb8/s200/DSCF7941.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5307308818908349250" /></a><br /><span class="fullpost"> Meusium Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. Merupakan salah satu objek Wisata Belajar, bagi kalangan siswa, yang ingin mengetahui perkembangan teknologi, dari masa ke masa, Meskipun hari -hari biasa tetap ramai dikunjungi oleh para siswa dari seluruh Jakarta, dan Indonesia, guna mengetahui dan memperoleh referensi tentang ilmu pengetahuan dan teknologi. [f:Haris].-<br /><br /><br /></span>Harrishttp://www.blogger.com/profile/11615967213328468646noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-640349883508005811.post-27130544383285458992009-02-26T07:45:00.000-08:002009-02-26T07:49:16.339-08:00Minta Difoto<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_AAUtw-KWyhU/Saa5XK_DO8I/AAAAAAAAAaQ/peNMAOgxOHQ/s1600-h/DSCF0036.JPG"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;width: 268px; height: 320px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_AAUtw-KWyhU/Saa5XK_DO8I/AAAAAAAAAaQ/peNMAOgxOHQ/s320/DSCF0036.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5307133018639645634" /></a><br /><span class="fullpost"> Disela-sela acara pelantikan para pejabat di lingkungan Pemko Tanjungpinang, ada-ada saja seorang karyawati bagian protokol Pemko Tanjungpinang minta difoto, " foto dong bang....." maka tak ayal lagi foto nampang di blog,.... [f:Haris],-<br /><br /><br /></span>Harrishttp://www.blogger.com/profile/11615967213328468646noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-640349883508005811.post-72090429922172187982009-02-26T07:36:00.001-08:002009-02-26T07:44:54.660-08:00Pelantikan Pejabat Pemko Tanjungpinang<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/_AAUtw-KWyhU/Saa3vNHdCCI/AAAAAAAAAaI/eOjEO4AiQiU/s1600-h/DSCF0027.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 300px; height: 230px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_AAUtw-KWyhU/Saa3vNHdCCI/AAAAAAAAAaI/eOjEO4AiQiU/s400/DSCF0027.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5307131232505366562" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/_AAUtw-KWyhU/Saa3vDkAKPI/AAAAAAAAAaA/RQlibvSV0p8/s1600-h/DSCF0024.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 300px; height: 225px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_AAUtw-KWyhU/Saa3vDkAKPI/AAAAAAAAAaA/RQlibvSV0p8/s400/DSCF0024.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5307131229940754674" /></a><br /><span class="fullpost"> sebanyak 114 pejabat eselon 2,3, dan 4 di lingkungan Pemerintah Tanjunpinang diambil sumpah dan dikukuh menjabat pada posisinya masing-masing. Diantara para pejabat yang dilantik ada yang senamg dan ada yang sedih karena posisi yang diberikan tidak sesuai dengan keinginan, padahal sudah penat memikirkan anggaran dan mempertahankannya dihadapan Anggota DPRD yang terhormat itu. [f:Haris]<br /><br /><br /></span>Harrishttp://www.blogger.com/profile/11615967213328468646noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-640349883508005811.post-17488864714457891702009-02-25T07:04:00.000-08:002009-02-25T07:11:52.159-08:00Pidato Di MUBES VIII PP<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_AAUtw-KWyhU/SaVeOIcsd4I/AAAAAAAAAZ4/_Hc4v1yxQC4/s1600-h/DSCF7874.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 300px; height: 313px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_AAUtw-KWyhU/SaVeOIcsd4I/AAAAAAAAAZ4/_Hc4v1yxQC4/s400/DSCF7874.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5306751332805015426" /></a><br /><span class="fullpost"> Penulis saat menyampaikan tanggapan, dan memberikan masukan atas perkembangan isu-isu daerah Propinsi Kepulauan di hadapan peserta Musyawarah Besar ke VIII Pemuda Pancasila, yang dihadriri oleh pengurus Majelis Pimpinan Wilayah dan Majelis Pimpina Cabang Pemuda Pancasila seluruh Indonesia, diperkiran sebanyak 6.000 peserta hadir dalam Mubes tersebut, yang berlangsung di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta Timur, (20-23 Feb 2009) lalu. dan Dalam Mubes Tersebut menghasilkan rekomendasi dan memilih Bung Yapto kembali Mimimpin Pemuda Pancasila lima tahun ke depan { F: Yusril).-<br /><br /><br /></span>Harrishttp://www.blogger.com/profile/11615967213328468646noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-640349883508005811.post-65703227411396566592009-02-25T06:57:00.000-08:002009-02-25T07:02:35.281-08:00JK Pakai Jaket PP<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/_AAUtw-KWyhU/SaVci8gmL-I/AAAAAAAAAZw/xdRVMHK-gUA/s1600-h/DSCF7797.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 300px; height: 225px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_AAUtw-KWyhU/SaVci8gmL-I/AAAAAAAAAZw/xdRVMHK-gUA/s400/DSCF7797.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5306749491354152930" /></a><br /><span class="fullpost"> Wakil Presiden RI Jusup Kalla, dipakaikan Jaket Pemuda Pancasila Oleh Ketua Umum Bung Yapto, pada saat pemubukaan Musyawarah Besar VIII Pemuda Pancasila, di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta Timur, dalam pidatonya Kalla mengatakan kalau antara Pemuda Pancasila ada hubungan historis yang kental, ibara hubungan antara abang dengan adik. [foto : Haris].-<br /><br /><br /></span>Harrishttp://www.blogger.com/profile/11615967213328468646noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-640349883508005811.post-79742208074952268902009-02-25T06:32:00.001-08:002009-02-25T06:39:56.159-08:00Suku Asmat<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/_AAUtw-KWyhU/SaVXUG3LhnI/AAAAAAAAAZg/aPTjKoWkY6k/s1600-h/DSCF7919.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 300px; height: 294px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_AAUtw-KWyhU/SaVXUG3LhnI/AAAAAAAAAZg/aPTjKoWkY6k/s400/DSCF7919.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5306743738877052530" /></a><br /><span class="fullpost"> Suku Asmat, satu dari 350 ribu suku bangsa yang dimiliki Indonesia, suku ini berdiam di pedalaman Irian Jaya dengan kehidupan yang sangat sederhana, kendatipun sumberdaya alamnya sangat kaya, namun suku ini masih tertinggal dari kemajuan zaman, foto di ambil di anjungan Irian Jaya Taman MiniIndonesia Indah Jakarta, [f; Yusril[.-<br /><br /><br /></span>Harrishttp://www.blogger.com/profile/11615967213328468646noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-640349883508005811.post-21731489141852342042009-02-25T06:25:00.000-08:002009-02-25T06:30:36.064-08:00Lion Air Gagal Mendarat<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/_AAUtw-KWyhU/SaVU_u6R9PI/AAAAAAAAAZY/BgAbVqmH1dg/s1600-h/DSCF7960.JPG"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 300px; height: 154px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_AAUtw-KWyhU/SaVU_u6R9PI/AAAAAAAAAZY/BgAbVqmH1dg/s400/DSCF7960.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5306741189826966770" /></a><br /><span class="fullpost"> Pesawat Lion Air, dengan route Penerbagan dari Bandara Polonia ke Bandara Hang Nadim Batam, gagal mendarat, pasalnya mesin penggerak roda pesawat yang akan digunakan untuk mendarat tidak berfungsi, akibatnya pesawat terjerembab di landasan pacu, pada gambar tampak para teknisi tengah sibuk memperbaiki ban pesawat yang rusak. [foto :Haris].-<br /><br /><br /></span>Harrishttp://www.blogger.com/profile/11615967213328468646noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-640349883508005811.post-29964447949394480522009-02-15T06:11:00.000-08:002009-02-15T06:20:07.200-08:00Sateeeeee...........<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/_AAUtw-KWyhU/SZgjAaPvDZI/AAAAAAAAAZQ/tGVE9n4CVu8/s1600-h/DSCF7720.JPG"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 300px; height: 361px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_AAUtw-KWyhU/SZgjAaPvDZI/AAAAAAAAAZQ/tGVE9n4CVu8/s400/DSCF7720.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5303027051181051282" /></a><br /><span class="fullpost"> Sate, tanpa disadari, banyak peminatnya di Kota Tanjungpinang, hal itu terbukti banyak sekali penjual sate, terutama sate kacang, disamping rasanya manis gurih, dan murah pula, biasanya dijual dengan harga per tusuk. Hanpir disetiap sudut Kota Tanjungpinang ada penjual sate ayam, berkuah kacang. Katakanlah, salah seorang pejual Sate bernama Mukijan (48) pria asal Blitar ini, menjual sate. Dari keuntungan menjual sate dirinya dan keluarganya dapat membangun rumahnya di bt 8 Tanjungpinang. [f: Yuddi Santoso]<br /><br /><br /></span>Harrishttp://www.blogger.com/profile/11615967213328468646noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-640349883508005811.post-30908772092433453142009-02-15T05:58:00.001-08:002009-02-15T06:06:33.730-08:00Wartawan Diskusi di Warung Bude<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/_AAUtw-KWyhU/SZggD71HKDI/AAAAAAAAAZI/AOtghYqD_e0/s1600-h/DSCF7665.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_AAUtw-KWyhU/SZggD71HKDI/AAAAAAAAAZI/AOtghYqD_e0/s400/DSCF7665.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5303023813200914482" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/_AAUtw-KWyhU/SZggDsyFrZI/AAAAAAAAAZA/-68VJMV1UPE/s1600-h/DSCF7668.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_AAUtw-KWyhU/SZggDsyFrZI/AAAAAAAAAZA/-68VJMV1UPE/s400/DSCF7668.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5303023809161702802" /></a><br /><span class="fullpost"> Warung Bude, selain anak gadisnya cantik, sarjana, dan sudah bekerja, warung ini juga dijadikan oleh para wartawan untuk kongkow-kongkow, sambil menenggak secangkir kopi, dan berdiskusi berkisar persoalan permasalahan yang sedang berkembang dan aktual, pada malam itu diskusi membahas masalah Pemerintahan Propinsi Kepri dengan moderator Lalu Ahmad Rodiayan. [F: Yuddi Santoso].- </span>Harrishttp://www.blogger.com/profile/11615967213328468646noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-640349883508005811.post-67379778451980824112009-02-14T21:03:00.000-08:002009-02-14T21:08:57.569-08:00Pasukan Baret Merah<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/_AAUtw-KWyhU/SZeiliwnhnI/AAAAAAAAAY4/P7AjHK4rBMQ/s1600-h/DSCF7698.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 300px; height: 225px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_AAUtw-KWyhU/SZeiliwnhnI/AAAAAAAAAY4/P7AjHK4rBMQ/s400/DSCF7698.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5302885852121630322" /></a><br /><span class="fullpost"> Komando Inti Mahatidhan, Pemuda Pancasila Propinsi Kepri, ini merupakan Brimobnya Organisasi yang berlambang Negara (Pancasila), foto diambil saat acara Rapat Pleno MPW Pemuda Pancasila di Laguna Hotel Tanjungpinang, 12 Februari 2009. [F; Syaifullah].-<br /><br /><br /></span>Harrishttp://www.blogger.com/profile/11615967213328468646noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-640349883508005811.post-2834297708167664912009-02-14T20:37:00.000-08:002009-02-14T20:49:58.172-08:00Ketropak<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/_AAUtw-KWyhU/SZechDLUg-I/AAAAAAAAAYw/d1mG2_Kk_8w/s1600-h/DSCF7721.JPG"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 300px; height: 235px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_AAUtw-KWyhU/SZechDLUg-I/AAAAAAAAAYw/d1mG2_Kk_8w/s400/DSCF7721.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5302879177854452706" /></a><br /><span class="fullpost"> Adalah Pak De Hajiman (54), pejual ketoprak, di Simpang Rumah Sakit AL Mediayanto Tanjungpinang. Menurutnya dia sudah berjualan di situ sejak tahun 1969, sampai kini tidak beranjak dari tempatnya. Dia juga bilang kalau pelanggannya terdiri dari rakyat jelata sampai dengan pejabat tinggi, seperti halnya presiden penyair Indonesia Sutardji Chalzom Bachri, bersama adiknya Risman Bakcri, mantan Asisten II Gubernur Provinsi Kepri, sudah pernah makan di warungnya tendanya. Ketoprak yang berbahan dasar Lontong, mie, taoge, kubis (kol) dan Tahu lalu disiram dengan kuah kacang, memang sangat terasa sedapnya. Apalagi kalau makannya malam hari, sambil duduk ngjanggkung. Kalau Malam minggu biasanya pelanggannya padat. Jangan heran kalau anda datang terlambat alamat tidak kebagian bangku. [f:Yuddi Santoso ].-<br /><br /><br /></span>Harrishttp://www.blogger.com/profile/11615967213328468646noreply@blogger.com0